Sabtu, 26 Februari 2011

Media Dan Dakwah

Media Dan Dakwah, A'udzubillaahi minasyaithoonirrojiim. Wal takum minkum ummatuy yad’uuna ilal khairi wa ya’muruuna bil ma’ruufi wa yanhauna ‘anil munkari wa ulaa-ika humul muflihuun. Artinya : Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan ,menyuruh kepada yang makruf,dan mencegah dari yang mungkar; mereka itulah orang-orang yang beruntung. (Q.S :Ali Imran/3 :104)

Media Dan Dakwah, Ud'u ilaa sabiili rabbika bil hikmati wal mau’izhatil hasanati wa jaadilhum bil latii hiya ahsanu inna rabbaka huwa a’lamu bi man dhalla ‘an sabiilihii wa huwa a’lamu bil muhtadiin. Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik.Sesungguhnya Tuhan-mu Dia-lah yang lebih Mengetahui tentang siapa yang tersesat dari Jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih Mengetahui orang-orang yang mendapat Petunjuk. (Q.S :An-Nahl/16:125)

Alhamdulillaahirabbil 'aalamiin. Allahuma shalli 'ala Muhammad wa'ala aalihi washahbihii ajmai'iin. Saudaraku yang budiman, surat Ali Imran ayat 104, dan surat An-Nahl ayat 125 mengisyaratkan kepada kita untuk manfaatkan apapun yang ada untuk mengajak orang ke jalan kemuliaan. Ke jalan kebenaran dan jalan hidup yang penuh dengan kehormatan. Berbahagialah orang-orang yang bisa menyimak apapun untuk mengenal kebenaran. Dan yang lebih bahagia lagi yakni orang-orang yang memiliki sarana teknologi untuk menyebarkan nilai-nilai kebenaran kepada manusia.

Maha Suci Alloh yang memberikan hidayah dan kemuliaan bagi para pembuat film di televisi. Yang menyampaikan acara yang bermanfaat sehingga orang mengenal Alloh, mengenal kebenaran lewat teknologi. Jikalau air mata ini menetes saat menonton televisi, karena merasakan keagungan Alloh Yang Maha Besar. Misalnya, kita bisa menonton ikan di lautan yang dalam. Kita mungkin tidak pergi ke laut, kita mungkin tidak mengenal binatang di laut. Namun, kita bisa mengenal Alloh Yang Maha Agung karena media yang menggambarkan dalamnya lautan. Mungkin ada juga yang bergetar, berlinang air mata saat melihat langit yang begitu jauh. Galaksi, bulan, bintang yang tidak tertembus oleh badan kita, tetapi dapat tertembus oleh teknologi. Namun, teknologi itu bagai pisau bermata dua. Tergantung siapa yang menggunakannya. Itulah yang menentukan manfaat atau tidak.

Kini, sedang kita sedang mengalami banyak ujian. Harga diri kita terpuruk. Begitupun dalam ekonomi, politik. Di mana sumber masalah kita yang sebenarnya ? Masalah terbesar adalah karena kita krisis akhlak, krisis moral. Sungguh, alangkah berbahagia dan beruntung jika siapapun pengguna teknologi, yang menggunakannya sebagai sarana menyebarkan informasi, memiliki komitmen bersama terhadap moral di negeri ini. Benar, bahwa kita membutuhkan biaya untuk mengoperasikan. Namun yang lebih penting lagi yakni tanggung jawab moral terhadap orang yang menontonnya.

Kepada para pemilik televisi, salam hormat kami dari para penonton. Tolong bantu untuk mengingatkan para pembuat sinetron. Supaya waktu yang luang dari para penonton itu berbuah ilmu, berbuah wawasan, berbuah pemahaman yang baik tentang hidup, tentang akhlak, tentang moral. Kepada para artis, anda mesti menjadi tuntunan. Itu lebih utama daripada sekedar hanya jadi tontonan. Kami rakyat Indonesia dengan ini menyatakan, kami merindukan artis, aktris, aktor yang sadar menghargai para penontonnya.

Mereka telah meluangkan waktu dan tenaga. Sehingga harus ada perubahan yang terjadi usai menonton. Misalnya saya aktor laki-laki, saya ingin, setiap laki-laki yang menonton acara saya berubah pikirannnya menjadi bapak yang baik. Sehingga bisa memimpin keluarganya. Berubah menjadi lelaki yang jujur, sehingga bisa menentramkan dan bermanfaat bagi lingkungannya.

Jika misalnya, saya aktris wanita. Maka, saya ingin setiap kali saya tampil, para wanita berubah pikirannya. Menjadi ibu yang mulia. Yang dicintai oleh anak-anaknya. Menjadi suri tauladan. Karena negeri ini kelak membutuhkan orang-orang yang berakhlak baik. Saya ingin kalau orang sudah melihat acara saya, berubah menjadi wanita solehah. Sehingga suami tentram di rumah, tidak tergelincir. Saya bertanggung jawab terhadap penonton saya.

Andai para aktris bersikap demikian. Subhanalloh, mereka bukan sekedar tontonan. Namun menjadi tuntunan. Setiap yang meniru kebaikannya, Insya Alloh pahalanya akan kembali kepada para pembuatnya. Allohu Akbar.

Kepada para sutradara, dia bertanggung jawab terhadap waktu para penonton. Sahabat harus berpikir, bagaimana jika penonton mati ketika melihat acara sahabat ? Para Sutradara berrtanggung jawab untuk membuat acara-acara yang bermutu.

Saudaraku, andaikata semua elemen media kompak. Baik pembuat acara, pengiklan, berkomitmen untuk memajukan masyarakat Indonesia. Yang penting bukan hanya barang laku, namun para penonton dapat berubah menjadi lebih baik atau tidak ?

Kita doakan, semoga para pemilik media ini dapat menggunakan semua fasilitasnya untuk peradaban yang lebih baik. Kita doakan para aktor dan aktris, agar mereka benar-benar menyadari dan berusaha untuk menjadi suri tauladan untuk kebaikan, kebenaran, dan bertanggungjawab terhadap penontonnya .

Kita doakan para pembuat acara, para pengiklan, agar benar-benar membuat iklan yang bermutu. Agar tiap yang menonton berubah wawasannya menjadi semakin baik. Menjadi semakin mulia. kalau kita kompak, kita akan nikmat. Radio, televisi, handphone, maupun internet, bisa menjadi sarana perbaikan. Saudaraku, kita harus optimis akan bergerak menjadi lebih baik. Hanya niat di hati yang akan membuat kita bergerak lebih baik. Wallahu a’lam (and/mikha)

Komentar :

ada 0 komentar ke “Media Dan Dakwah”

Posting Komentar

Followers

Jadwal Sholat

Prayer Times For 6 Million Cities Worldwide
Country:

Total Tayangan Halaman

 
This Blog is proudly powered by Blogger.com | Template by Word News Today