Senin, 19 September 2011

Kaum Masehi dan Perkawinan

Kaum Masehi dan Perkawinan, tapi sebelum penjelasan saya menitip link untuk mengikuti kontes dengan kata kunci Mobil Keluarga Terbaik Di Indonesia , Apakah ajaran Kristen pada saat kemunculannya memang melarang tokoh-tokoh agama untuk menikah? Dan apakah al-Masih (Isa as) mengesahkan pelarangan perkawinan itu?

Kaum Masehi dan Perkawinan, Al-Masih-dalam keyakinan kami-adalah seorang nabi dari para nabi Allah dan salah seorang yang membawa ajaran Allah SWT. Kemudian, usaha beliau untuk mengangkat kemanusiaan manusia menuju cakrawala rohani adalah hal yang alami, tetapi ini tidak berarti bahwa beliau ingin meniadakan dimensi fisik dalam kemanusiaan manusia, bahkan beliau ingin menciptakan keseimbangan antara kebutuhan rohani dan kebutuhan jasad. Itu adalah keseimbangan yang tidak terwujud melalui cara mengubah manusia menjadi roh yang jasad melebur di dalamnya sesuai dengan gambaran yang dikemukakan tentang Masehi. Allah tidak menginginkan manusia tenggelam total dalam "langit-langit rohani" lalu meniadakan perasaan tentang wujud dirinya, namun Dia menginginkan agar manusia merasakan nilai rohani sampai pada tingkat yang membebaskannya dari tekanan kebutuhan-kebutuhan fisik sesuai dengan strukturnya sebagai manusia yang bertanggung jawab dalam kehidupan. Kami tidak memahami bahwa-misalnya-maksud perkataan Isa as, "Bila ada yang memukul pipi sebelah kananmu, maka putarkanlah pipi sebelah kirimu," adalah hendaklah seseorang menjadi lemah dan tidak mempertahankan dirinya ketika berhadapan dengan orang yang menindasnya, tetapi yang dimaksud adalah hendaklah seseorang memiliki mentalitas pemaaf dan sikap toleran sampai pada batas seandainya ada orang yang memukul pipi kanannya, maka ia siap untuk memberikan pipi sebelah kirinya kepada orang yang menyakitinya. Nasehat ini seperti nasehat islami yang mengatakan:

Oleh sebab itu, barangsiapa yang menyerang kamu, maka seranglah ia, seimbang dengan serangannya terhadapmu. ( QS. a1-Baqarah: 194)

Dan jika kamu memaafkan, maka itu lebih dekat dengan ke takwaan. (QS. al-Baqarah: 237)

Dan jika kamu bisa bersabar; maka itu sangat baik bagi orang- orang yang bersabar: (QS. an-Nahl: 126)

Yang dimaksud adalah mengangkat mentalitas pemaaf dan sikap toleran sampai pada batas ini, bukan berarti praktek toleran dibatasi dengan contoh tersebut. Dan barangkali orang-orang yang memahami Kristen sebagai bentuk pengasingan total dari dunia dan dari kebutuhan-kebutuhan alami manusia mendekati (menyerupai) orang-orang yang memahami aspek rohani dalam Islam dengan cara yang demikian juga. Namun, usaha menyingkap persepsi-persepsi agama dari problem apa pun harus merujuk

kepada pandangan secara komprehensif, tidak hanya melihat dari satu sisi. Apabila Kristen menganggap perkawinan sebagai rahasia Ilahi yang membentuk kesatuan antara wanita dan pria, yang kebutuhan alami masing-masing dari mereka terwujud di dalamnya, maka itu berarti bahwa Kristen memandang seks-ia merupakan hasil pernikahan-mengandung unsur spiritual di samping unsur materi, dengan pertimbangan bahwa pernikahan- di satu sisi-bertujuan melanjutkan keturunan, dan bertujuan- di sisi lain-memenuhi kebutuhan manusiawi.

Bagaimana komentar Anda atas pernyataan Russel dalam suratnya kepada penduduk Kurunsih, al-Ishah 7/...: "Saya mendambakan seluruh manusia seperti saya (tidak menikah). Saya katakan kepada orang-orang yang tidak menikah dan para janda, bahwa sangat baik bagi mereka jika mereka mengikuti jejak saya. Betapa tidak, orang yang belum menikah akan memperhatikan rida Allah, adapun orang yang telah menikah akan memperhatikan rida istrinya. Begitu juga wanita yang telah menikah dan belum menikah "

Kami kira yang dimaksud dengan pernyataan itu adalah me nyampaikan pemikiran yang bersifat metaforis! dan yang dimaksud di dalamnya adalah bukan kata-kata harfiah yang tersurat. Pernyataan bahwa suami memperhatikan rida istrinya, bukan rida Allah, atau bahwa istri memperhatikan rida suaminya, bukan rida Allah, mengisyaratkan bahwa hendaklah manusia memiliki kemampuan seperti itu dalam melanggar hubungan pribadinya dengan orang lain selama hubungan tersebut mengorbankan hubungannya dengan Allah SWT, dimana hubungannya dengan orang lain tidak sampai menekan (merusak) hubungannya dengan Allah SWT, dan sekiranya Allah-jika ia dihadapkan kepada dua kepentingan antara kepentingan orang lain dan kepentingan Allah-menjadi yang paling dicintai dan paling dekat dengannya. Maka, dia tidak tenggelam (lupa diri) dalam hubungannya sebagaimana keadaan umumnya manusia, di mana mereka tenggelam dalam hubungan mereka dan kebutuhan mereka yang memperkuat ikatan antara sesama mereka dan mereka melupakan hubungan mereka dengan Allah.

Seharusnya tidak demikian, yakni hendaklah keadaan mereka waktu menikah dan belum menikah sama saja ( tetap menjalin hubungan mesra dengan Allah dan hubungannya dengan istri dan lain-lain tidak sampai melupakan hubungannya dengan Allah SWT-pent.). Bahkan, hendaklah mereka mencapai ketinggian spiritual yang akan mencegah mereka dari sikap menentang Allah SWT karena pengaruh kebutuhan emosional mereka atau fisik mereka yang mengikat mereka dengan orang lain

Mengingatkan sebagai bahan optimasi kata kunci kontes seo : " Voucher Hotel Murah di RajaKamar.Com " dari World News Today

Komentar :

ada 0 komentar ke “Kaum Masehi dan Perkawinan”

Posting Komentar

Followers

Jadwal Sholat

Prayer Times For 6 Million Cities Worldwide
Country:

Total Tayangan Halaman

 
This Blog is proudly powered by Blogger.com | Template by Word News Today